penyerapan tenaga kerja jasa online
Ini
rekor di Indonesia, bekerja secara terpisah pisah namun terintegrasi dalam
sistem online. Menyerap jutaan tenaga kerja, tanpa harus punya kantor dan unit
produksi sebesar gedung dan tanah berhektar-hektar. Cukup dengan bermodal motor
dan hp berbasis android kita sudah bisa mengais rejeki.
Negara
ini kerap ditandai dengan angka pengangguran yang cukup tinggi terutama di
Ibukota. Tingginya angka pengangguran ini menyebabkan pemerintah perlu
memikirkan sektor industri yang mampu menyerap jutaan tenaga kerja. Namun
dengan munculnya ojek online menjadi angin segar para penganggur potensial ini
untuk bisa bekerja dimana saja.
Terbayang
oleh kita para pencari kerja, bahwa syarat bekerja yang penuh dengan
konsentrasi waktu yang padat dan harus bangun pagi berkejar waktu akan menjadi
beban yang tidak berhenti. Di tengah semrawut ibukota yang padat nan tak
mengerti. Namun dengan Ojek Online kita tidak perlu khawatir, dengan duduk
santai atau tidur tiduran pekerjaan alias order pesanan akan datang.
Mencari
pekerjaan bukan hal yang mudah memang di perkotaan yang menuntut
profesionalitas dan persaingan yang tinggi. Namun tanpa terobosan mengatasi
yang tepat bisa diperkirakan angka pengangguran akan terus bertambah dan
menjadi ancaman wajah ibukota.
Salah
satu penyerapan tenaga kerja yang tinggi dialami oleh perusahaan Gojek. Dengan
tingkatan pesanan yang menembus 1 juta order bisa dipastikan penyerapan sebuah
pekerjaan dengan 1 juta produktifitas. Bahkan mungkin bisa lebih dari itu
karena dengan banyaknya berdiri perusahaan Ojek Online lainnya. Tentunya secara
signifikan mampu mengatasi angka pengangguran. Bisnis ini telah masuk ke lorong
lorong kesumpekan ibukota. Betapa tidak dengan liak liuk motor, transportasi
terintegrasi tercipta di Ibukota dan kota penyangganya. Dengan banyaknya ruang
kosong Ibukota dalam mengakses warganya, Ojek Online menjadi solusi yang tepat.
Ibukota
punya tugas rutin memindahkan pergerakan jutaan orang di pagi hari. Tentunya
bukan urusan yang mudah. Lihat saja jam jam sibuk Ibukota dengan transportasi
massalnya, Tentunya bagi para pemakai tranprotasi massal ini sudah tidak ada
pilihan lain. Iya ada Bus Trans Jakarta dan Kereta Listrik ‘commuter line’.
Busway
yang padat di pagi hari memaksa para penumpangnya untel-untelan. Belum lagi
kalau dapat busnya yang jelek. Pemandangan ini sudah biasa
bagi para pemakai ‘turun naik bis’ atau turis. Begitu juga kereta di pagi yang
sumpek bahkan tetap digencet dengan bejubelnya masuk penumpang di pintu kereta,
mereka sering disebut ‘rombongan kereta’ atau roker.
Kondisi
transportasi massal yang tidak nyaman ini ditangkap manis para pebisnis data
dan informasi dengan menerbitkan di awal 2015 usaha ojek online. Usaha ini
telah membuka mata kita yang biasa memadati transpotrtasi massal untuk beralih
dengan Ojek Online. Ternyata baru kita sadari ojek online sangat membantu dan
mengantar kita lebih cepat, sekaligus efektif menerobos kemacetan, bisa juga
menerobos lampu merah, bisa juga berpindah per’empat’an alias potong jalan,
atau jalan tikus sekalian. Banyak alternative jalan dengan menggunakan ojek
online ini.
Namun
sayangnya kian hari Ojek Online dirasakan kembali mahal. Sampai sekarang banyak
penggunanya dan Ojek Online menebak nebak apa penyebab sesungguhnya. Banyak
yang berpendapat karena ini bisnis data dan informasi, pengusahanya sudah
melebihi target dan mengembalikan fungsi Ojek seperti sedia kala, hanya di
selipkan teknologi online saja.
Ada
juga para pemilik motor yang menggunakan jasa aplikasi ini yang mengeluh,
pendapatan mereka mulai menipis seiring kebijakan mengurangi komisi mereka
setiap kilometer dan ditambah lagi potongan perusahaan dimana mereka mendaftar
menjadi Ojek Online.
Entah
siapa yang menerima manfaat dari Ojek Online ini atau siapa yang dirugikan
dengan kehadiran Ojek Online ini. Namun nyatanya kebahagiaan para pengguna Ojek
Online ini mulai ikut prihatin. Karena Ojek Online akan dikembalikan ke fungsi
semula. Dan kelihatannya perusahaan Ojek Online ini akan mengurangi subsidinya.
Bayangkan saja apa yang terjadi dengan Ojek Online ‘Gojek’ dari komisi Rp.
3000/km dikurangi Rp. 1000/km perusahaan telah menghemat 10 milyar kalau
dipotong dari sejuta ordernya.
Meski
ada harapan dengan pemerintah mulai mengintervensi kondisi ini, karena
bagaimanapun para pengojek seperti kita ketahui adalah para pengais rejeki
harian, artinya rejekinya kebanyakan untuk makan hari ini alias besok cari
lagi.
Kondisi
ojek online hari ini telah berkembang dibeberapa kota besar. Awal ojek online
mulai berkembang.seperti jadi keberkahan dan nilai tambah fungsi ojek. Apalagi
setelah ojek online membuka peluang pendaftaran secara terbuka, banyak para
pengojek yang biasa hanya mangkal menenggelami nasibnya menunggu penumpang,
mulai memilih profesi ini. Bisnis online ini memberi nilai tambah signifikan
kepada penghasilan mereka. Hanya sayangnya tidak banyak para ojek online tahu
bahwa pengusahanya sedang memaksimalkan bisnis data dan informasi mereka. Saat
ini pelayanan para pengusaha ojek online mulai berkembang, namun tidak seiring
kesejahteraan para pekerjanya yaitu ojek online.
Perjuangan
para pengojek online ini tidak boleh dilupakan. Perusahaan harus tahu nasib
mereka ketika menjadi ujung tombak bisnis ini. Kejadian ojek online yang
dipukuli, pelanggan yang pesan tidak ada di tempat, resiko dijalan yang tinggi,
bahwa usaha ini sedari awal menitik beratkan kepada tanggung jawab pemilik
motor. Disisi lain Ibukota masih butuh media transportasi massal sementara.
Kita masih menghadapi transportasi massal yang kurang nyaman dan tidak
tersambung sampai kerumah. Dengan ojek Online ini kita banyak terbantu.
Saat
ini kondisi ojek online sedang mengeluhkan penurunan pendaptan mereka. Sampai
sekarang para ojek online tidak ada pilihan lain dalam memperjuangkan nasib
mereka. Karena kebanyakan mereka adalah pengguna, bukan orang yang mengerti
teknologi informasi. Saat ini mereka merasa dipermainkan dengan sistem online.
Tentunya
para Ojek Online harus mulai menyadari arah dari bisnis informasi ini
dikembangkan. Artinya bisnis data dan informasi melalui ojek online sudah
mengalami penurunan. Dan penurunan ini akan terus berlanjut sampai mereka
menerapkan tarif ojek yang normal. Untuk itu sudah selayaknya para pemotor yang
memilih profesi ojek online mulai mengantisipasi. Sebelum bisnis data dan informasi
ini memenuhi targetnya dan mulai meninggalkan para pengojek ini.
Komentar
Posting Komentar