WISATA
Bulan juli 2014 lalu saya berkesempatan untuk berlibur ke
Bali bersama ke 3 sahabat saya. Ini adalah kali pertama saya mengunjungi daerah
wisata yang konon katanya menyimpan sejuta keindahan alam dan menyajikan wisata
belanja yang murah meriah.
Dalam rangka berwisata ke Bali, saya sudah membeli tiket pesawat dari 3 hari sebelumnya. Penerbangan saya sempat delay dari jadwal.
Yang semula dijadwalkan berangkat pukul 05.55, berubah menjadi pukul 08.40 pagi. Cuaca sedang kurang bagus dengan curah hujan yang cukup deras saat menuju Bandara Soetta. Tapi Alhamdulillah penerbangan saya tidak delay terlalu lama.
Cuaca saat terbang cukup bagus dengan sedikit turbulensi dan gangguan. Sewaktu mendarat di bandara Ngurah Rai Bali, waktu menunjukkan pukul 12.00 dan matahari bersinar dengan terik.
Keadaan perut lumayan kacau balau setibanya di Bali. Saya langsung menghampiri salah satu resto fast food di sekitar bandara untuk menenangkan cacing di dalam perut yang mulai keroncongan.
Tujuan selanjutnya adalah mencari penginapan, karena saya belum memesan hotel, dan saya memesan sebuah hotel di daerah nusa 2 Bali, Setelah mendapatkan konfirmasi dari pihak hotel, saya dan teman-teman saya langsung menuju kamar dan membereskan barang-barang. Selesai check-in dan beresin barang bawaan, saya langsung bergerak ke Pantai Kuta. Kebetulan jarak dari hotel ke Pantai Kuta hanya 100 meter. Waktu menunjukkan pukul 14.00 siang. Kalau dipikir-pikir, ke pantai jam segitu aneh juga karena matahari sedang imut-imutnya, tapi tak apalah mumpung di Bali.
Selama kurang lebih 30 menit berjalan di pinggir Pantai Kuta, saya memutuskan untuk kembali ke hotel dan berencana kembali ke pantai pada sore harinya.
Selidik punya selidik, ternyata banyak persewaan motor yang menawarkan jasa sewa dan bisa kita manfaatkan untuk berkeliling Bali. Karena minimnya jasa angkutan umum, motor adalah pilihan yang sangat fantastis dengan harga yang super ekonomis.
Saya pun memutuskan untuk menyewa motor dari pihak hotel, karena esok hari saya berencana pergi ke daerah Ubud.saya dan teman-teman langsung menyewa motor, saatnya bergegas ke Pantai Kuta untuk menikmati semilir angin laut dan menunggu matahari menenggelamkan sinarnya.
Ternyata sudah banyak pengunjung yang duduk rapi di bibir pantai, lengkap dengan gadget mereka untuk mengabadikan senja di pantai Kuta, termasuk saya. Saya menyempatkan diri untuk mengambil beberapa foto bersama ke 3 sahabat saya, saya merasa senang karena bisa menghabiskan liburan bersama sahabat saya.
Malam pun tiba, saya melanjutkan petualangan. Saatnya mencari kuliner pengganjal perut. Agak sulit mencari makanan halal di sini. Saya disarankan untuk makan nasi pedas yang terkenal itu.
Karena terbatasnya pengetahuan tentang jalanan Bali..
Hujan datang perut kenyang, kantuk menyerang, inilah keadaan paling ideal yang sedang saya rasakan saat itu.
Hari kedua di Bali, hujan belum berhenti dari semalam, rencana pergi ke Ubud ternacam batal. Tapi tekad sudah bulat, motor sudah disewa, hujan tidak akan menghalangi saya untuk berpetualang di Bali!
Saya kemudian bersiap-siap berangkat, sampai akhirnya hujan tidak menyerah untuk turun dan sayalah yang menyerah untuk pergi lalu kembali ke kasur. Sekian lama menunggu akhirnya hujan berhenti. Hari sudah hampir siang, saya segera berangkat ke Ubud sebelum hujan turun lagi.
Selama kurang lebih dua jam perjalanan, saya berhenti untuk berteduh hingga lima kali.
Dalam rangka berwisata ke Bali, saya sudah membeli tiket pesawat dari 3 hari sebelumnya. Penerbangan saya sempat delay dari jadwal.
Yang semula dijadwalkan berangkat pukul 05.55, berubah menjadi pukul 08.40 pagi. Cuaca sedang kurang bagus dengan curah hujan yang cukup deras saat menuju Bandara Soetta. Tapi Alhamdulillah penerbangan saya tidak delay terlalu lama.
Cuaca saat terbang cukup bagus dengan sedikit turbulensi dan gangguan. Sewaktu mendarat di bandara Ngurah Rai Bali, waktu menunjukkan pukul 12.00 dan matahari bersinar dengan terik.
Keadaan perut lumayan kacau balau setibanya di Bali. Saya langsung menghampiri salah satu resto fast food di sekitar bandara untuk menenangkan cacing di dalam perut yang mulai keroncongan.
Tujuan selanjutnya adalah mencari penginapan, karena saya belum memesan hotel, dan saya memesan sebuah hotel di daerah nusa 2 Bali, Setelah mendapatkan konfirmasi dari pihak hotel, saya dan teman-teman saya langsung menuju kamar dan membereskan barang-barang. Selesai check-in dan beresin barang bawaan, saya langsung bergerak ke Pantai Kuta. Kebetulan jarak dari hotel ke Pantai Kuta hanya 100 meter. Waktu menunjukkan pukul 14.00 siang. Kalau dipikir-pikir, ke pantai jam segitu aneh juga karena matahari sedang imut-imutnya, tapi tak apalah mumpung di Bali.
Selama kurang lebih 30 menit berjalan di pinggir Pantai Kuta, saya memutuskan untuk kembali ke hotel dan berencana kembali ke pantai pada sore harinya.
Selidik punya selidik, ternyata banyak persewaan motor yang menawarkan jasa sewa dan bisa kita manfaatkan untuk berkeliling Bali. Karena minimnya jasa angkutan umum, motor adalah pilihan yang sangat fantastis dengan harga yang super ekonomis.
Saya pun memutuskan untuk menyewa motor dari pihak hotel, karena esok hari saya berencana pergi ke daerah Ubud.saya dan teman-teman langsung menyewa motor, saatnya bergegas ke Pantai Kuta untuk menikmati semilir angin laut dan menunggu matahari menenggelamkan sinarnya.
Ternyata sudah banyak pengunjung yang duduk rapi di bibir pantai, lengkap dengan gadget mereka untuk mengabadikan senja di pantai Kuta, termasuk saya. Saya menyempatkan diri untuk mengambil beberapa foto bersama ke 3 sahabat saya, saya merasa senang karena bisa menghabiskan liburan bersama sahabat saya.
Malam pun tiba, saya melanjutkan petualangan. Saatnya mencari kuliner pengganjal perut. Agak sulit mencari makanan halal di sini. Saya disarankan untuk makan nasi pedas yang terkenal itu.
Karena terbatasnya pengetahuan tentang jalanan Bali..
Hujan datang perut kenyang, kantuk menyerang, inilah keadaan paling ideal yang sedang saya rasakan saat itu.
Hari kedua di Bali, hujan belum berhenti dari semalam, rencana pergi ke Ubud ternacam batal. Tapi tekad sudah bulat, motor sudah disewa, hujan tidak akan menghalangi saya untuk berpetualang di Bali!
Saya kemudian bersiap-siap berangkat, sampai akhirnya hujan tidak menyerah untuk turun dan sayalah yang menyerah untuk pergi lalu kembali ke kasur. Sekian lama menunggu akhirnya hujan berhenti. Hari sudah hampir siang, saya segera berangkat ke Ubud sebelum hujan turun lagi.
Selama kurang lebih dua jam perjalanan, saya berhenti untuk berteduh hingga lima kali.
Tampaknya hujan sedang rajin membasahi saya. Sesampainya di
Ubud, saya sempat keliling menikmati pemandangan, lalu mampir ke Monkey Forest,
tentunya sambil diguyur hujan rintik-rintik.
Setelah lelah berjalan-jalan keliling hutan dan bercengkerama dengan monyet, saya akhirnya bergerak untuk kembali ke Kuta. Karena arah pulang lewat Pasar Sukawati, dan saya lihat banyak oleh-oleh khas Bali, akhirnya saya mampir buat sekedar tanya harga.
Pedagang banyak yang menjual kerajinan tangan seperti gelang, kalung, manik-manik, kain pantai, hingga lukisan, seperti yang sering kita lihat di pusat penjualan oleh-oleh. Karena langit masih sedikit terang, saya arahkan motor menuju destinasi berikutnya, Pura Tanah Lot.
Pemandangan di Tanah Lot memang indah, nggak sangka saya bisa sampai ke sini. Ternyata saat matahari terbenam akan ada pertunjukkan Tari Kecak. Saya memang penasaran dan ingin menonton tari tersebut.
akhirnya dan teman-teman saya beranjak untuk menyaksikan Tari Kecak yang masih diiringi dengan rintik hujan.
Hari terakhir saya pilih tujuan ke Pura Ulu Watu, Saya berangkat agak siang dari hotel, setelah paginya saya bermain lagi di Pantai Kuta.
Di Uluwatu ini hampir sama seperti Monkey Forest, banyak monyet yang berkeliaran. Bedanya, monyet di Uluwatu ini nakal-nakal. Mereka suka mengambil barang-barang milik turis seperti kacamata dan sandal. Jadi jagalah barang bawaan bagi Anda yang ingin berkunjung ke tempat ini.
Tiga hari di Bali cukup memberi kesan bagi saya yang baru sekali berkunjung ke sini. Pemandangan yang indah dan penduduk Bali yang ramah, merupakan perpaduan yang tidak mungkin terlupa. Sampai jumpa di lain kesempatan Bali!
Setelah lelah berjalan-jalan keliling hutan dan bercengkerama dengan monyet, saya akhirnya bergerak untuk kembali ke Kuta. Karena arah pulang lewat Pasar Sukawati, dan saya lihat banyak oleh-oleh khas Bali, akhirnya saya mampir buat sekedar tanya harga.
Pedagang banyak yang menjual kerajinan tangan seperti gelang, kalung, manik-manik, kain pantai, hingga lukisan, seperti yang sering kita lihat di pusat penjualan oleh-oleh. Karena langit masih sedikit terang, saya arahkan motor menuju destinasi berikutnya, Pura Tanah Lot.
Pemandangan di Tanah Lot memang indah, nggak sangka saya bisa sampai ke sini. Ternyata saat matahari terbenam akan ada pertunjukkan Tari Kecak. Saya memang penasaran dan ingin menonton tari tersebut.
akhirnya dan teman-teman saya beranjak untuk menyaksikan Tari Kecak yang masih diiringi dengan rintik hujan.
Hari terakhir saya pilih tujuan ke Pura Ulu Watu, Saya berangkat agak siang dari hotel, setelah paginya saya bermain lagi di Pantai Kuta.
Di Uluwatu ini hampir sama seperti Monkey Forest, banyak monyet yang berkeliaran. Bedanya, monyet di Uluwatu ini nakal-nakal. Mereka suka mengambil barang-barang milik turis seperti kacamata dan sandal. Jadi jagalah barang bawaan bagi Anda yang ingin berkunjung ke tempat ini.
Tiga hari di Bali cukup memberi kesan bagi saya yang baru sekali berkunjung ke sini. Pemandangan yang indah dan penduduk Bali yang ramah, merupakan perpaduan yang tidak mungkin terlupa. Sampai jumpa di lain kesempatan Bali!
Komentar
Posting Komentar